7 Alasan Mengapa Blog Penting Untuk Bisnis

Di Indonesia, ide blog bisnis belum umum diterapkan. Apalagi jika dibandingkan dengan praktik bisnis online di luar negeri. Bahkan bisa dibilang, hanya perusahaan-perusahaan besar Indonesia saja yang menerapkan blog website.

Hal ini sebetulnya sangat bisa dipahami. Bagi sebagian pemilik bisnis, membuat blog dan mengurusnya adalah pekerjaan yang rumit. Ada banyak hal teknis yang perlu dipelajari dan diterapkan. Selain itu, mereka juga perlu memperkerjakan penulis ─ sesuatu yang menambah ongkos “produksi”.

Meski begitu, blog adalah satu elemen penting dalam strategi internet marketing. Blog membantu calon konsumen memahami fitur dan kelebihan sebuah bisnis. Di samping itu, blog bisa membantu Anda untuk lebih mudah ditemukan pelanggan sekaligus juga membangun reputasi bisnis.

Dibandingkan segala kesulitan (pain point) yang disebutkan sebelumnya, membuat blog adalah sebuah investasi bisnis yang sangat berguna untuk jangka panjang. Kalau Anda membayangkan bisnis yang dijalani masih terus ada tiga, empat, lima tahun hingga beberapa tahun ke depan, pastinya Anda akan diuntungkan dengan keberadaan blog.

Jika Anda pemilik bisnis yang masih ragu-ragu untuk membuat blog bisnis, coba simak artikel ini. Di sini kami akan menjelaskan berbagai alasan pentingnya blog untuk bisnis. Setelah membaca artikel ini, kami berharap Anda bisa lebih mantap untuk mengeksekusi ide blog untuk bisnis Anda.

Manfaat Blog untuk Bisnis

Ketika bicara soal manfaat blog untuk bisnis, kita tak bisa lepas dari konsep Customer Journey. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh OxfordSM (dulu: Oxford Corporate Consultants) pada 1998.

Konsep customer journey memetakan bagaimana interaksi antara konsumen dengan sebuah brand berjalan. Interaksi tersebut dipetakan dengan juga ikut memperhatikan perasaan, pengalaman, dan motivasi konsumen.

Dengan adanya konsep ini, sebuah brand bisa lebih memahami bagaimana konsumen memandang brand itu sendiri. Konsep customer journey membantu brand menyesuaikan strategi marketing agar pas dengan ekspektasi calon pelanggan.

Di sisi lain, brand juga bisa mengetahui channel apa saja yang dipakai calon pelanggan. Kemudian, brand bisa mendesain cara yang tepat sekaligus memilih channel yang pas untuk menjangkau mereka.

Customer journey dimulai dari fase awareness (perkenalan), lalu consideration (pertimbangan), dilanjutkan dengan purchase (pembelian), kemudian retention (pembelian ulang), sampai advocacy (promosi).

Kalau Anda lihat ilustrasi di atas, Anda bisa amati bahwa blog muncul di beberapa fase customer journey. Ini artinya, Anda bisa menggunakan blog untuk menjangkau pelanggan di fase yang berbeda.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan lebih lanjut soal mengapa blog penting untuk bisnis di bawah ini.

1. Menyasar Pelanggan Potensial

Pada dasarnya, tak ada konsumen yang mau “disuruh” untuk membeli sebuah produk. Itu mengapa, jika Anda perhatikan, banyak pengunjung mall yang berusaha keras menghindari salesman di toko. Obrolan seramah apapun dari si sales takkan jadi menarik karena jelas tujuan akhirnya adalah menyuruh pengunjung untuk membeli (hard sell).

Sebaliknya, orang-orang lebih menyukai cara promosi yang lebih halus atau soft-selling. Berbagai cara untuk membangun koneksi dan hubungan emosional lebih dihargai. Dalam beberapa kasus, calon konsumen bahkan tak sadar bahwa konten yang dinikmati adalah iklan. Baru di akhir-akhir, mereka paham tujuan konten itu dibuat, yaitu mempengaruhi secara halus untuk membeli sebuah produk atau jasa.

Ketika bicara soal soft-selling, internet adalah surganya. Mengapa begitu? Karena banyak orang bergantung pada internet untuk mencari informasi. Berdasarkan informasi yang dicari, pengguna internet ini bisa jadi calon pelanggan potensial untuk sebuah bisnis.

Dari situ, Anda bisa membuat konten blog yang memberikan informasi bermanfaat untuk calon pelanggan. Ketika brand Anda berhasil memberi informasi atau solusi yang dibutuhkan, calon pelanggan akan memiliki asosiasi positif pada brand Anda.

Baru kemudian, Anda juga membuat konten yang sifatnya lebih ke hard sell. Misalnya, konten yang menjelaskan fitur dan kelebihan produk atau layanan yang ditawarkan. Dengan begitu, asosiasi positif yang dibangun di awal juga berhubungan langsung dengan penjualan.

Intinya, internet mamfasilitasi Anda membuat kombinasi soft sell dan hard sell dengan apik. Cara ini bisa sangat efektif. Sebab, calon konsumen yang mencari informasi biasanya sudah memiliki niatan untuk membeli sesuatu. Blog Anda kemudian meyakinkan calon konsumen potensial untuk menggunakan produk atau jasa yang Anda tawarkan.

2. Meningkatkan Trafik Website

Bisnis yang memiliki blog rata-rata pengunjungnya meningkat hingga 55 persen. Blog bisnis juga rata-rata memiliki empat kali halaman terindeks Google atau tepatnya 434 persen. Artinya, ada 434 persen kemungkinan lebih besar bagi calon konsumen untuk menemukan bisnis Anda. Angka ini jelas jauh lebih tinggi dibandingkan bisnis yang tidak memiliki blog.

Selain trafik dari mesin pencari atau search engine, blog bisnis terbukti membantu strategi email marketing. Menurut sebuah studi, blog membantu trafik dari email hingga 28 persen. Bandingkan dengan bisnis yang tidak memiliki blog, di mana trafik dari email hanya -53 persen.

Dilihat dari statistik di atas, jelas terlihat kalau konten blog merupakan semacam “bahan bakar” untuk email marketing Anda. Ini pun logis karena konten berkualitas tentunya menarik orang untuk mengkliknya.

Namun, semua angka di atas juga berhubungan dengan intensitas blogging itu sendiri. Bisnis yang mampu mempublikasikan konten secara berkala pasti memiliki peluang untuk mendapatkan lebih banyak trafik.

Bisnis yang mampu mempublikasikan lebih dari 16 post per bulannya, bisa mendapat 3,5 kali trafik. Bandingkan dengan bisnis yang hanya mampu mempublikasikan nol sampai empat post per bulannya.

Perusahaan berbasis business to business (B2B) juga memiliki kecenderungan serupa. Bisnis B2B yang memposting 11 konten perbulan bisa mendapatkan 3 kali trafik lebih banyak dibandingkan bisnis yang memposting konten lebih sedikit dari itu.

3. Meningkatkan Jumlah Lead

Blog bisnis tak hanya meningkatkan trafik, melainkan juga lead atau prospek. Lead merupakan sikap ketertarikkan calon konsumen pada suatu brand. Sikap ini bisa diwujudkan dalam berbagai macam aksi seperti berlangganan newsletter, mendownload booklet, mengisi contact form, membaca konten-konten yang diarahkan, dan sebagainya.

Ditunjukkan gambar di atas, bisnis B2B yang memiliki blog bisa mendapatkan 67 persen tambahan lead dibandingkan yang tidak memiliki blog. Angka yang lebih menakjubkan muncul ketika kita mengesampingkan model bisnis yang dipakai. Hubspot menemukan 2.3000 bisnis mengalami kenaikan lead hingga 126 persen dibandingkan bisnis yang tidak berblog.

Meningkatnya lead berarti semakin banyak pula calon pelanggan potensial yang dipunya. Melalui lead, Anda bisa mendapatkan identitas diri calon konsumen (tentunya dengan persetujuan mereka). Data tersebut bisa dikumpulkan dan dikelompokkan.

Dari situ Anda bisa membuat customer persona dan melihat siapa saja yang sebetulnya berminat pada bisnis Anda. Anda juga bisa memakai data ini untuk melakukan pengembangan produk dan layanan. Di sisi lain, Anda bisa juga memakainya untuk mendesain iklan dan promosi yang cocok untuk calon pelanggan.

Ketika Anda sudah memiliki lead tinggi, Anda tinggal memberikan dorongan supaya calon konsumen menuju fase purchase (pembelian) dalam customer journey. Dengan kata lain, Anda perlu membuat promo supaya bisa mengubah mereka menjadi pelanggan Anda.

4. Meningkatkan Reputasi Bisnis

Mengukur reputasi bisnis secara tepat bisa dibilang bukan hal mudah. Tapi bukan berarti meningkatkan reputasi lewat blog tidak patut dicoba. Ada beberapa alasan logis yang membuat blog bisnis bisa meningkatkan reputasi brand.

Melalui blog, Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan konsumen seputar bidang bisnis yang Anda geluti. Jawaban ini bisa diartikan sebagai solusi masalah calon konsumen.

Bayangkan saja, apa yang Anda rasakan ketika seseorang membantu menjawab masalah Anda? Senang dan lega, kan? Itu pula yang dirasakan calon konsumen dan konsumen Anda. Inilah bagian dari hal yang meningkatkan reputasi bisnis Anda.

Dengan meletakkan konten berkualitas di blog, Anda kembali mengingatkan konsumen mengapa brand Anda lebih unggul. Melalui blog bisnis, Anda menunjukkan bahwa Anda tahu betul apa yang Anda kerjakan. Tentunya, tak ada yang lebih meyakinkan dari pebisnis yang tahu betul apa yang dikerjakannya, kan?

Kalau alasan ini kurang meyakinkan, coba simak statistik satu ini. Lebih dari 55 persen klien B2B mengandalkan konten blog untuk melihat reputasi sebuah bisnis. Mereka berharap untuk bisa mendapatkan konten yang edukatif, alih-alih konten yang sifatnya hard-selling. Dari konten yang dibuat inilah, klien menentukan membeli produk atau layanan dari bisnis B2B atau tidak.

5. Membangun Komunitas

Manfaat lain dari blog bisnis adalah menciptakan komunitas. Ini bisa didapatkan ketika Anda mengaktifkan fitur komentar di bagian bawah konten blog. Fitur tersebut memungkinkan para konsumen untuk merespons atau menanyakan pertanyaan terkait bisnis Anda. Bisa juga konsumen satu dengan yang lain saling berkomunikasi di dalamnya.

Di satu sisi, fitur ini akan sangat membantu Anda memahami karakter dan kelakuan pelanggan. Pemahaman inilah yang akan menjadi tambahan data berharga untuk melengkapi customer persona yang sebelumnya telah dibuat.

Di sisi lain, komentar juga akan membantu Anda dari sisi customer service. Dari komentar, Anda bisa tahu konten apa yang disukai dan konten mana yang perlu dibuat. Berdasarkan hal ini, Anda bisa menciptakan konten sesuai kebutuhan. Dalam jangka panjang, ini akan sangat membantu meringankan pekerjaan customer service. Sebab, Anda sudah menyodorkan jawaban pertanyaan sebelum pelanggan perlu mengirimkan pesan atau menelpon bisnis Anda.

Hanya saja, Anda perlu ingat, manfaat ini bisa diwujudkan jika Anda ikut terlibat aktif dalam kolom komentar itu sendiri. Pastikan Anda mendelegasikan pekerjaan ini ke tim digital marketing. Pastikan juga tim Anda membalas komentar dengan seramah dan setulus mungkin. Ketika itu dilakukan, perlahan-lahan komunitas konsumen Anda akan terbentuk.

6. Membangun Hubungan Dekat

Blog bisnis bukan hanya soal fitur dan kelebihan sebuah bisnis. Bukan juga soal problem-solving atau tips seputar bisnis Anda. Terkadang, blog bisnis juga jadi sarana untuk menunjukkan sisi lain sebuah brand. Sisi lain itu bisa berarti sisi personal, ramah, menghibur, lucu, dan sisi-sisi lainnya.

Lewat blog, Anda bisa memasang persona sebagai teman. Persona macam ini tentunya lebih bisa diterima dibandingkan mengukuhkan persona sebagai institusi, lembaga, atau perusahaan yang kaku. Selain menghindari persona yang kurang tepat, blog yang personal juga membuat bisnis Anda lebih relatable bagi banyak orang.

Untuk membuat hubungan yang dekat dengan konsumen, Anda bisa bereksperimen membuat berbagai macam konten. Beberapa yang paling umum dipakai adalah liputan acara, fun survey, question and answers (Q&A), checklist, kuis kepribadian, dan banyak lainnya.

7. Investasi Jangka Panjang

Membuat blog bisnis takkan seketika membuat bisnis Anda melejit. Untuk mendapatkan efeknya, paling tidak Anda harus menunggu sampai enam bulan setelah sebuah konten dirilis. Itu mengapa, membuat blog sebetulnya merupakan investasi jangka panjang bagi marketing dan reputasi sebuah brand.

Hal ini sering kali membuat pemilik bisnis terlanjur menyerah sebelum memulai. Padahal, seperti sudah dibahas sebelumnya, blog bisnis membuka banyak jalan agar sebuah brand maju dan berkembang.

Maka dari itu, khusus untuk kasus ini, coba alihkan mindset result oriented (orientasi ke hasil) ke progress oriented (orientasi ke proses). Alih-alih memikirkan statistik dan angka-angka di akhir kuartal, coba anggap blog bisnis sebagai tabungan bisnis Anda.

Bayangkan, Anda membangun reputasi dari setiap konten, komentar, dan lead dari blog. Setiap konten dan respons yang ada akan membantu brand Anda lebih dikenal dan lebih dipercaya.

Selain itu, Anda bisa menjadikan konten blog sebagai pokok utama dan sumber untuk konten-konten di channel berbeda. Anda bisa mengambil secuplik statistik atau testimoni untuk diunggah di Instagram. Bisa juga Anda mengirimkan artikel-artikel terbaik di blog lewat email ke konsumen. Cara lain adalah merangkum artikel blog dalam beberapa tweet di Twitter.

Dengan mindset seperti ini, upaya content marketing Anda bisa jauh lebih terstruktur, matang, dan berorientasi jangka panjang.

Mudah, bukan? Jangan berhenti hanya dengan membaca artikel ini. Pastikan diri Anda menjadi salah satu orang yang merasakan sendiri manfaat blog untuk bisnis. Semoga sukses!

Sumber Asli : niagahoster.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *